• Why Join Us
  • Stories
  • About
  • FAQ
  • Login
08 Aug

Berada di Komunitas yang Suportif : Penting!

by Yoshida Aussiana

Mungkin, suatu kenangan baik yang akan aku ingat adalah keseharianku menjalankan job desc di Social Connect sebagai Social Media Analyst. Setiap minggu, aku harus menganalisis engagements komunitas-komunitas yang bergerak di bidang kesehatan mental, serta mencatat interaksi dan inti ataupun mutu dari konten yang dipaparkan. Dalam proses ini, aku mempelajari banyak isu kesehatan mental yang masih belum banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia, seperti paranoia, OCD, eating disorder, gaslighting, FOMO, dan banyak lainnya. Setiap kali tim Socmed Researchers berkumpul untuk rapat, tentu saja ada diskusi berkelanjutan mengenai topik-topik yang kami temukan, saling membagi ilmu, dan persepsi. Sering kali kami berebutan untuk mengatakan, “Ih, ini gue banget!” atau, “Gila, konten ini relate sekali dengan kondisi saya, hehehe,” alias semakin hari kami semakin sadar bahwa ternyata kami dipersatukan karena tidak terlalu berbeda. Namun, di saat yang bersamaan, tim kami pun menyimpulkan bahwa dengan adanya akses informasi yang begitu mudah, kami khawatir masyarakat Indonesia menanggung beban self-diagnosis di tangan masing-masing. Sebaiknya mereka memanfaatkan tenaga kerja ahli kesehatan jiwa, seperti psikolog.

Melalui komunitas ini, aku yakin bahwa di balik semua atribut, minat, bakat, kelebihan, dan kekurangan masing-masing, pada dasarnya kita adalah manusia yang wajar merasakan hal sedih, kecewa, kesal, senang, iri, inspirasi, dan banyak perasaan valid lainnya. Hal ini akibat fenomena yang terjadi setiap harinya di sekitar kita. Alangkah baiknya, kita berada dalam komunitas sehat dan suportif yang selalu memberikan dukungan dan pandangan optimis. Dengan demikian, kita bisa menerapkan sikap kemauan belajar dan menjadikan segala momen di kehidupan sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri.

Di tengah kesibukan kerja dengan frekuensi kegiatan akademis yang cukup tinggi, Social Connect memberikanku banyak cara untuk bisa menjadi volunteer. Aku pernah menjadi analis Instagram dan LinkedIn, Content Researcher, kontribusi sharing di acara Sharing Sessions, ikut pelatihan yang diadakan oleh tim Medical Expert SC, dan menerjemahkan dokumen. Hal ini membuktikan bahwa volunteer ternyata bisa fleksibel dilakukan siapa saja tanpa batasan waktu dan tempat. Salam hangat untuk para volunteer yang akan mengikuti program internship ke depannya. SC merupakan wadah untuk mengembangkan banyak minat dan bakat kamu. Fokus pada hal yang memang kamu benar-benar pedulikan. Terima kasih keluargaku di Social Connect, dengan berbagai cara telah menjadi saluran untuk memberi.

Referensi

Yoshida Aussiana adalah relawan di Social Connect pada posisi Social Media Analyst selama 9 bulan. Yoshida sudah membantu mengembangkan salah satu komunitas kesehatan mental terbesar di Indonesia. Lewat kerja keras Yoshida dan seluruh tim relawan, kami berhasil memberikan dampak sosial kepada lebih dari 5 juta orang di Indonesia. Social Connect dan seluruh relawan akan terus bertumbuh memberikan bantuan kepada orang-orang dengan masalah kesehatan mental. Ikuti terus cerita menarik relawan kami, ya!

Story Lainnya!

22 Feb

Social Connect Tempat Terbaik Keluar dari Zona Nyaman

by Eunike Rhiza Febriana Setyadi

Social Connect adalah tempat terbaik untuk keluar dari zona nyaman dan upgrade diri. 

Read More
08 Aug

Langkah Terbesar di Hidupku

by Qotrun Nada Salsabila

Pertama kali mendapatkan informasi perihal Social Connect Internship itu melalui media sosial. 

Read More
08 Aug

Keluarga Tempat Belajar, Bergerak, dan Berkembang

by Fajrina Nadya

Menjadi bagian dari keluarga Social Connect, mungkin tidak pernah terlintas dalam benak saya

Read More

Get to know us please email to halo@socialconnect.id

© Social Connect 2019-2025 All rights reserved.